KELOMPOK DAN KELUARGA
Kelompok
Kelompok
adalah dua atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran perorangan
maupun bersama, seperti kelompok persahabatan, kelompok belajar, kelompok
kerja, kelompok/masyarakat maya, kelompok aksi konsumen dan lain-lain. Adapun
definisi dari kelompok rujukan atau referensi adalah setiap orang atau kelompok
yang dianggap sebagai dasar pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai
dan sikap umum/khusus atau pedoman khusus bagi perilaku.
Faktor
yang berdampak pada pengaruh kelompok rujukan:
a.
Informasi
dan pengalaman.
b.
Kredibilitas,
daya tarik dan kekuatan kelompok rujukan.
Menurut Sumarwan (2002), jenis kelompok
acuan dibedakan menjadi:
1.
Kelompok
formal dan informal
Kelompok
formal merupakan kelompok yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan
keanggotaannya yang terdaftar secara resmi. Sedangkan kelompok informal adalah
kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi secara tertulis dan resmi,
sifat keanggotaannya tidak tercatat.
2.
Kelompok
aspirasi dan disasosiasi
Kelompok
aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma,
nilai maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuan. Kelompok
diasosiasi merupakan orang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari
asosiasi dengan kelompok acuannya.
Menurut Mowen dan Minor (2002) terdapat
lima faktor penting yang dapat menjelaskan mengapa kelompok dapat mempengaruhi
perilaku individu, termasuk perilaku konsumsi dan pembelian yakni:
1.
Melalui
norma, nilai dan informasi
·
Pengaruh
normatif (pengaruh dari kelompok acuan terhadap seseorang melalui norma-norma
sosial yang harus dipatuhi dan diikuti).
·
pengaruh
ekspresi nilai (mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembawa
ekspresi nilai)
·
Pengaruh
informasi (mempengaruhi pilihan produk atau merek dari seseorang konsumen
karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya)
2.
Faktor
peran dalam kelompok
Agar kelompok dapat menjalankan
fungsinya dengan baik dan mencapai tujuan bersama yang telah disepakati, maka
kelompok akan menunjuk individu-individu tertentu sesuai dengan peran yang
dibutuhkan dalam kelompok itu. Individu yang mempunyai peran diharapkan oleh
anggota lainnya untuk dapat melakukan tindakan, tugas sesuai dengan status
perannya. Individu yang mempunyai peran penting dalam organisasi, misalnya
sebagai pengambil keputusan, akan dituntut dapat menjalankan fungsinya sebagai
pengambil keputusan yang baik. Seringkali pengambilan keputusan yang dibuat
terkait dengan pembelian dan penggunanaan produk-produk tertentu. Melalui
pelaksanaan peran inilah kelompok dapat mempengaruhi perilaku konsumen yang
menjadi anggota kelompoknya.
3.
Tuntutan
untuk menyesuaikan dengan kelompok
Ketika individu masuk kedalam suatu
kelompok tentu ingin mendapatkan penerimaan dari kelompok. Individu akan
tersiksa jika menjadi orang yang tidak diterima atau kurang diterima dalam
suatu kelompok yang menjadi kebutuhannya. Oleh karena itu untuk mendapatkan
penerimaan individu berusaha menyesuaikan dirinya dengan aturan dan kebiasaan
serta perilaku kelompoknya.
4.
Proses
perbandingan sosial
Dalam proses interaksi dalam kelompok,
secara psikologis individu akan membandingkan dirinya dengan orang lain yang
tingkatannya sama dan juga akan membandingkan antara dirinya saat ini dengan
diri yang ideal. Melalui proses seperti inilah individu yang ada dalam kelompok
akan mengevaluasi sikap dan perilakunya serta berusaha mengubah perilakunya
sesuai dengan diri yang diharapkan atau agar tidak berbeda dengan yang lain.
5.
Polarisasi
kelompok.
Didalam suatu kelompok
keputusan-keputusan penting sering harus dibuat. Biasanya kelompok cenderung
lebih berani dalam mengambil risiko dibandingkan kalua keputusan itu dilakukan
secara individual. Fenomena polarisasi
juga dapat terjadi, individu sering dapat dengan mudah terpengaruh atau
mengubah keputusannya sendiri dan menyesuaikan dengan keputusan kelompok.
Keluarga
Keluarga merupakan dua orang atau lebih yang dikaitkan oleh hubungan darah, perkawinan atau pengadopsian yang tinggal bersama-sama atau terpisah.
Burges dkk mendefinisikan keluarga
berdasarkan pada orientasi pada tradisi, yaitu:
1.
Keluarga
terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah
dan ikatan adopsi.
2.
Para
angggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga
atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
sebagai rumah mereka.
3.
Anggota
keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran sosial
seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan perempuan, saudara dan
saudari.
4.
Keluarga
sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari
masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri (Friedman, 1998)
Menurut Schiffman dan Kanuk terdapat
delapan peran yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga, antara lain:
1.
Penjaga
Pintu (Gatekeepers)
Perannya adalah mengatur dan
mengendalikan informasi yang akan masuk ke keluarga. Yang berperan sebagai
penjaga pintu ini berperan untuk menerima, meneruskan atau menolak/menghentikan
informasi yang akan disampaikan kepada anggota keluarga.
2.
Pemberi
Pengaruh (Influencer)
Perannya adalah memberi pengaruh kepada
anggota keluarga yang lain, untuk mengambil keputusan. Pemberi pengaruh akan
mengevaluasi alternatif-alternatif yang tersedia. Pemberi pengaruh mempunyai
peran penting dalam mempengaruhi pengambilan keputusan pemilihan, penggunaan
atau penghentian suatu produk atau jasa.
3.
Pengambilan
Keputusan (Decision Maker)
Perannya adalah memutuskan produk/jasa
yang akan dibeli. Di dalam keluarga peran ini bisa diperankan oleh suami atau
istri atau anak tergantung dari produk yang dibeli dan kondisi dominasi
pengambilan keputusan dalam keluarga.
4.
Pembeli
(Buyer)
Perannya adalah membeli atau melakukan
transaksi atas barang.
5.
Penyiap
(Preparer/Installer)
Perannya menyiapkan segala sesuatunya
sehingga produk atau jasa siap digunakan/dikonsumsi.
6.
Pengguna
(User)
Perannya memakai produk atau menggunakan
produk/jasa yang dibeli.
7.
Pemelihara
(Maintainer)
Perannya adalah merawat dan melakukan
usaha-usaha yang memungkinkan produk atau jasa dapat digunakan dan dapat
berfungsi dengan baik sesuai dengan jangka waktunya.
8.
Pembuang
(Disposer)
Perannya adalah berinisiatif
menghentikan atau tidak melanjutkan atau memutuskan penggunaan produk atau jasa
yang digunakan oleh keluarga.
Dalam
pengambilan keputusan, peran dan dominasi yang menentukan atau memutuskan
barang atau jasa yang akan dibeli dipengaruhi oleh:
1.
Jenis
barang ata jasa yang dibeli
Pembelian mobil
dengan pembelian pasta gigi atau komputer tentu sangat berbeda siapa yang
dominan untuk mengambil keputusan. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh
mahasiswa STIE Perbanas yang mengambil mata kuliah Perilaku Konsumen,
memperlihatkan bahwa: untuk pengambilan keputusan produk asuransi, mobil,
alat-alat elektronik dan perabot rumah tangga sebagian besar keluarga
didominasi suami. Sedangkan pada produk barang-barang rumah tangga, istri yang
cenderung dominan.
2.
Orientasi
Keluarga
Orientasi peran
seksual dalam keluarga akan mempengaruhi dominasi pengambilan keputusan dalam keluarga.
Dalam keluarga yang menganut orientasi keluarga dan tata nilai seperti ini,
maka peran suami dalam pengambilan keputusan sangat dominan. Sebaliknya jika
keluarga mempunyai pandangan adanya kedudukan yang sama antara pria dan wanita
(suami dengan istri), maka baik suami atau istri mempunyai peran yang sama
penting dalam pengambilan keputusan. Sehingga seringkali keputusan pembelian
yang dibuat merupakan hasil keputusan bersama.
Berdasarkan
penelitian tentang “Perception of Marital Roles in Decision Processess” yang
dilakukan David dan Rigaux (dalam Mowen, 2002) mengidentifikasi terdapat empat
dimensi spesialisasi peran dalam pembelian produk, yaitu:
1)
Keputusan
yang didominasi istri, dalam hal ini istri sebagian besar bebas memutuskan apa
yang dibeli.
2)
Keputusan
yang didominasi suami, suami sebagian besar bebas memutuskan apa yang akan
dibeli.
3)
Keputusan
otonomis, keputusan kurang penting yang dibuat suami atau istri terlepas dari
yang lain.
4)
Keputusan
sinkratis, baik suami dan istri mempunyai peran serta bersama dalam pengambilan
keputusan.
3.
Perbedaan
dalam tahapan proses pengambilan keputusan
Perbedaan tahap
dalam proses pengambilan keputusan akan berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan. Seperti yang diketahui bahwa perilaku pembelian diawali dengan
proses menyadari atau mengenali adanya kebutuhan yang harus dipenuhi, diikuti
dengan proses mencari informasi, evaluasi alternatif dan pengambilan keputusan.
Apakah suami atau istri yang memiliki peran penting dalam tahapan proses
pengambilan keputusan tergantung pada tingkat perannya dalam setiap tahapan
tersebut.
Komentar
Posting Komentar