PERAN SEKTOR PERTANIAN DI NEGARA THAILAND

MAKALAH PENGANTAR ILMU PERTANIAN
PERAN SEKTOR PERTANIAN DI NEGARA THAILAND



Disusun Oleh:
Kelompok 2
AHMAD NAUFEN 140321100088
KIKY RETNO PUTRI 170321100014
FEBRIANI DWI S 170321100016
YUNIARTI MAULIDIYAH 170321100018
ADILLAH SAYYIDATUL H 170321100020
PUTRI MEYSI DWIYANA 170321100024
RIRIN PUTRI AYU DEWI 170321100026
ARIEF KRISBIANTORO 170321100058
HAWAINA SEPTIANINGTYAS 170321100078

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2017
KATA PENGANTAR

Pertama-tama mari kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya. Sehingga pada saat ini saya bisa dan berhasil untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas “Peran Sektor Pertanian di Negara Thailand”.Mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian. Makalah ini berisikan pembahasan tentang peran sektor pertanian di Negara Thailand. Di makalah ini, penulis berusaha semaksimal mungkin dan sangat berharap agar pembaca mengerti, paham dan menambah informasi tentang peran sektor pertanian di Negara Thailand.Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya sampaikan Terimakasih kepada semua pihak.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Amin.


Bangkalan, 08 Desember 2017



Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
2.1.Sistem Pertanian di Thailand 3
2.2.Faktor yang Mempengaruhi Pertanian di Thailand 8
BAB III 11
PENUTUP 11
3.1.Kesimpulan 11
3.2.Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12




BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Thailand saat ini merupakan Negara pengekspor terbesar produk pertania dunia. Ekonomi Thailand berggantung pada ekspor,dengan nilai ekspor sekitar 60% PBD,dan sekitar 60% dari seluruh angkatan kerja Thailand dipekerjkan di bidang pertanian. Dismping Thailand menjadi eksportir besar di pasar dunia,komoditi pertanian yang dihasilkan adalah beras dengan kualiatas super,tapioca,karet,biji-bijian,gula,ikan, dan produk perikanan lainnya. Hal ini karena peerhatian pemerintah Thailand dalam meningkatkan pendapatan bagi petani disana relatif tinggi,dan tentunya didukung model atau sistem pertanian yang baik. Sehingga nantinya akan menghasilkan kualitas pangan yang sangat baik. Itu sebabnya, negara mengelola sektor ini secara sangat serius. Bahkan di dukung riset dan rekayasa teknologi dengsn melibatkan para ahli dan pakar dunia.
Melalui hasil riset dan rekayasa teknologi ini pemerintah Thailand telah mengambil kebijakan uantuk mengembangkan satu produk pada satu wilayah (one village one commodity) dengan memperhatikan aspek keterkaitan dengan sektor lain(back word and forward linkage),skala ekonomi dan hubungannya dengan outlet(pelabuhan). Akibatnya, tumbuh cluster-cluster (kelompok-kelompok) bisnis,sehingga masing-masing wilayah memiliki kekhasan sesuai dengan potensi wilayahnya. Pemerintah Thailand juga memproteksi produk pertanian dengan  memberikan intensif dan subsidi kepada petani. Kebijakan ini telah mendorong masyarakat memanfaatkan lahan kosong dan tak produktif untuk ditanami dengan tanaman yang berospek ekspor. System contact farming yang dipakai di Thailand berbeda dari yang biasa kita kenal di Indonesia. Perusahaan melakukan kontrak dengan petani tanpa perlu menyerahkan jaminan.
Di Indonesia,umumnya tanah petani menjadi agunan, sehingga kalau petani gagal, tanah mereka akan disita. Kegagalan petani akan ditanggung oleh Negara. Statute utama dalam kontrak tersebut adalah perusahaan menjamin harga minimal dari produk yang dimintanya untuk ditanam oleh petani. Jika harga pasar diatas harga kontrak, prtani bebas untuk menjualnya ke pihak lain. Selain itu Thailand juga menggunakan model pertanian Hidroponik untuk meminimalisir penggunaan tanah. Karena, disana kualitas dan kuantitas tanah kurang memadai. Makalah ini membahas tentangpertanian di Thailand,system dan model pertanian di Negara Thailand serta masalah pertanian di Thailand.

1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana system dan model pertanian di Negara Thailand?
Apa saja masalah yang dihadapi dalam pengembangan pertanian di Thailand?
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui system pertanian di Negara Thailand
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh Negara Thailand dalam mengembangkan sistem pertaniannya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Sistem Pertanian di Thailand
Thailand merupakan Negara yang memiliki sistem pertanian yang baik di dunia. Pada Negara ini system penyuluhan dibenahi, sarana produksi dan permodalan disediakan. Infrastruktur dibangun dengan kualitas prima. Bahkan, untuk menjangkau pasar internasional, standar yang dipakai di Negara pengimpor diterapkan di petani. Setiap petani yang akan mengekspor produknya harus menjalankan dua standar, yaitu GAP (good agricurltural practices) dan GMP (good manufacturing practices). Jika petani telah menjalankan, pemerintah yang membayar sertifikasinya, di saat pertanian menjadi perhatian dunia, Thailand merumuskan isu pokok yang harus di pecahkan, tiga hal yang menjadi isu pokok saat ini adalah:
Ekspor padi
Ekspor padi menjadi perhatian utama karena merekalah saat ini yang menjadi Negara pengekspor beras terbesar. Ada wacana untuk membentuk persatuan Negara pengekspor padi, semacam OPEC untuk minyak bumi, dimana Thailand menjadi pelopornya, namun setelah membahasnya, mereka mereka lebih suka untuk menjamin Negara-negara tetangga supaya bias mendapatkan ‘harga kawan’. Alasannya, jika Negara-negara tetangga aman dari krisis pangan, maka suasana regional akan tenang dan kondusif untuk pertumbuhan, artinya, beras bias tetap dijual, sementara pemasaran produk lainnya seperti buah dan sayur bias tetap lancer.
Penataan wilayah pertanian
Penataan wilayah, atau lebih lazim disebut zoning dalam ilmu pertanian, dimaksudkan untuk mengefektifkan pelayanan dan menekan biaya prosesing dan distribusi, jika produk bisa dihasilkan di pusat – pusat produksi, maka pelayanan lebih efisien,
Kompetisi penanaman padi dan tanaman karet/sawit
Mengigat bahwa bukan hanya padi yang saat ini mahal,tetap juga produk pertanian yang bisa di pakai untuk membuat biofuel, seperti ubi kayu dan sawit, serta produk karet alam. Maka keinginan petani Thailand untuk menanam produk ini sangat tinggi. Namun untuk menjaga keunggulan Thailand sebagai produsen padi, maka penanaman kelapa sawit dan karet dilakukan secara hati - hati. Mereka memilih untuk tidak mengkonversi lahan padi menjadi lahan sawit dan karet. Mereka juga tidak mengkonversi hutan menjadi perkebunan kedua jenis tanaman ini, mereka memakai lahan – lahan yang kurang subur untuk ditanami kedua jenis tanaman ini, khususnya karet. Kelapa sawit tidak terlalu di tekankan karena mereka merasa tidak akan mampu bersaing dengan Malaysia dan Indonesia yang punya Kalimantan.
Berikut ini merupakan beberapa sistem pertanian yang ada di Thailand:
Penanaman sayur dan buah
Thailand adalah negara yang paling serius di kawasan Asia Tenggara dalam menangani buah dan sayur. Thailand adalah negara pengekspor babycorn terbesar kedua di dunia. Mereka juga pengekspor asparagus. Durian mereka menyerbu ke supermarket Jepang, China, Taiwan dan juga Indonesia. Bukan saja produk segar, mereka juga mengekspor buah kering dan sayur dalam kaleng. Selain itu mereka juga membanjiri dunia dengan produk juice berbagai buah dan sayur. Hal ini dikarenakan peran negara dalam mendukung petani sangatlah besar.
Perusahaan melakukan kontrak dengan petani tanpa perlu petani menyerahkan agunan. Di Indonesia, umumnya tanah petani menjadi agunan, sehingga kalau petani gagal, tanah mereka yang akan disita. Kegagalan petani akan ditanggung oleh negara. Status utama dalam kontrak tersebut adalah perusahaan menjamin harga minimal dari produk yang dimintanya untuk ditanam oleh petani. Jika harga pasar diatas harga kontrak, petani bebas menjualnya ke pihak lain.

Sistem pemilikan tanah pemicu keunggulan Thailand
Negeri gajah putih ini memiliki tanah hanya sebesar pulau sumatera, itupun tidak semuanya subur. Lahan pertanian yang menghasilkan padi mutu tinggi dengan tingkat kesuburan memadai hanya wilayah disekitar ibukota Bangkok. Lahan pertanian yang terbatas ini dikelola dengan baik oleh sistem kepemilikan tanah dan pemanfaatan yang efisien. Hampir seluruh lahan pertanian Thailand berukuran besar sebagai unit produksi yang memenuhi skala ekonomi. Apabila dilihat dari dalam pesawat udara yang akan mendarat akan terlihat hamparan lahan pertanian yang luas dengan batas-batas kasat mata dan praktis rata tanpa perbukitan.

Semua bibit unggul
Teknologi budidaya tanaman dikuasai bangsa ini seja lama. Tidak kurang dari program raja, program pemerintah, program universitas, dan program wisata melakukan sinergi maupun berusaha sendiri-sendiri memproduksi bibit unggul. Agro bisnis dan agro industri telah menciptakan iklim usaha yang kondusif dan menciptakan insentif bagi para pelaku produsen bibit unggul sehingga berlomba-lomba melaukan riset untuk memproduksi bibit yang lebih produktif dan efisien. Sektor pertanianpun mampu menyerap bibit unggul yang dihasilkan dan menciptakan sinergi yang saling menguntungkan bersama dengan para pelaku agro bisnis lainnya. Pola monokultur ini memberikan keseragaman output, memudahkan penanganan pasca panen, meningkatkan daya saing ekspor dan mengendalikan penyakit tanaman.
Pasar jasa pertanian yang saling menghidupi
Kalau kita berpergian dengan mobil kearah pinggiran kota Bangkok, segera saja akan terlihat banyaknya mesin-mesin olah pertanian yang di parker menanti penyewa di perusahaan rental peralatan mekanisasi pertanian. Perusahaan rental ini banyak berlokasi di pinggir jalan utama di bataskota Bangkok dengan daerah pedesaan. Pemandangan ini akan lebih ramai lagi apabila masa-masa sinuk seperti musim tanam, musim olah tanah, atau musim panen sudah lewat.
Lahan pertanian luas setiap unitnya dan geografis tanah Thailand yang rata memerlukan berbagai jenis peralatan mekanisasi pertanian, dari traktor pengolah tanah, bulldozer, backhoe, pembuat parit, pompa irigasi, penebar pupuk dan banyak lainnya. Produsen mesin pertanian asal Amerika, Eropa, Jepang terwakili menyemarakkan pasar rental Thailand. Struktur harga sector pertanian dirasa pas untuk para pelaku dan mampu saling menghidupi. Petani cukup hidup layak dengan harga jual produk pertanian di pasar local dan mampu membeli barang-barang input seperti pupuk, obat-obatan, air, bibit unggul, sewa mesin pertanian dan lainnya.
Pupuk NPK lokaldenganbahanimpor
Suatu ironi pada negeri gajah putih ini, dimana pada satu sisi merupakan negeri pertanian unggul namun pada sisi lain sangat bergantung pada pupuk impor terutama urea dan ammonium nitrat. Pupupk impor kemudian di blending dengan bahan pupuk local kalium menjadi pupuk NPK untuk kemudian memonopoli BUMN dan distribusinasional. Dengan cara ini Thailand mendapat bahan baku pupuk secara efisien (tender internasional) dan mengamankan pupuk nasional dari sisi harga, mutu maupun jumlahnya. Sejauh ini kebijakan pupuk Thailand cukup efektif diserap petani, digunakan sesuai dengan target lahan dan digunakan sebagai alat ukur atau memproyeksi hasil panen. Pupuk NPK tidak diperkenankan untuk diekspor maupun diimpor untuk menjaga kualitas yang seragam dan mengamankan ketersediannya pada tingkat petani terutama pada setiap musim tanam.
Keunggulanfaktor input pertanian
Keunggulan produk pertanian Thailand merupakan hasil perjuangan yang menyeluruh dari para tokoh dan rakyat Thailand selama ratusan tahun. Banyak faktor yang mempengaruhi cerita sukses Thailand, namun bila dikaji dari sisi input sejumlah factor berikut memberikan kontribusi yang signifikan.
Keunggulanketerkaitanhulu-hilirindustri
Sukses Thailand di sector pertanian masih diperpanjang dengan kondisi harmonis antara pasar pertanian dan pasar industri. Kedua sector  dapat saling menghidupi menciptakan sinergi sehingga keduanya mampu mencapai tingkat kinerja bahkan daya saing yang memadai baik di pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Faktor utama yang memberikan kontribusi penting diantaranya aspek distribusi dengan keberadaan pasar agro bisnis yang meliputi mekanisme yang saling menunjang diantara pasar induk, pasar regional, pasar kontrak, pasar lelang, yang bekerja sesuai mekanisme pasar.
Cara Tanam Padi Di Thailand
Dalam penanaman padi di thailand yaitu menggunakan sistem SRI (System of Rice Intensification). Cara penanaman padi di thailand yaitu bercocok tanam padi dengan prinsip menanam bibit muda, jarak penanaman yang lebar, menanam dengan segara, penanaman secara dangkal, penyiangan gulma secara mekanis, air diatur tidak terus menerus menggenangi sawah, dan aplikasi kompos atau bahan organik walaupun pupuk kimia tidak “dilarang” untk masih digunakan. Sedangkan sistem organik pengertian singkatnya ditataran praktis adalah penggunaan input-input alami seperti kompos, bakteri pengurai dan pembenah tanah, pupuk organik cair, pestisida hayati dan lainnya sebagai penubur atau pembenah tanah sebagai pengendali hama/penyakit  dengan menghindari bahan kimia buatan, walaupun pengertian lengkapnya mengenain pertanian organik ini lebih kmpleks lagi yang harus meliputi perlindungan tanah, kontrol biologis, daur ulang makanan, dan keragaman hayati.
Biasanya pihak-pihak yang mencapai keberhasilan secara produktifitas disaat perubahan pola tanam SRI organik ini adalah yang memiliki modal besar bai melalui pelaksanaan secara padat karya maupun mekanesasi atau bisa juga petani kecil yang memiliki motivasi dan keuletan yang tinggi. SRI sesuai dengan kepanjangannya yaitu “System of Rice Intensification” adalah pola tanam padi yang memerlukan pola kerja yang intrnsif, sedangkan saat ini petani indonesia dalam mengelola sawahnya dengan sistem konvensional pada umumnya sangatlah tidak intensif, sawah hanya dikumjungi beberapa kali saja yaitu saat menyemai, olah lahan, tanam, penyiangan yang umumnya dua kali, tebar pupuk ang umumnya dua kali juga dan saat panen serta saat penyemprotan pestisida dan herbisida kalau ada serangan hama/gulma.
Penggabungan pola tanam SRI dengan sistem organik menjadi pola tanam SRI organik akan menuntut tingkat keintensifan perawatan padi dan sawah menjadi jauh lebih tinggi lagi. Dengan demikian perubahan pola tanam kepada aplikasi SRI organik ini tidak hanya merubaha cara kerja teknis saja melainkan harus merubah budaya kerja dan budaya berpikir ke arah etos kerja yang tinggi, kritis atau cerdas, ulet atau pentang menyerah, menghargai lingkungan atau mahluk lain dan berpikiran positif atau optimis. Tentunya perubahan budaya kerja dan budaya berpikir yang menjadi lebih baik .
Konsekuensi logisnya adalah peningkatan kesejahteraan yang didalamnya sudah mencakup peningkatan secara finansial serta peningkatan kualitas hidup dan kesehatan. Beberapa hal yang harus dilakuka oleh para petani terutama petani kecil atau gurem yang memiliki modal terbatas agar mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi baik secara produktivitas secara finansial ketika pertama kali mengaplikasikan pola tanam SRI organik selain mengikuti garis besar prosedur penyemaian, penanaman, dan perawatan.






2.2.Faktor yang Mempengaruhi Pertanian di Thailand
Faktor lain yang mempengaruhi pertanian di Thailand antara lain:
Perekat Bangsa Thailand
Salah satu keberhasilan sistem politik yang mempersatukan bangsa
Thailand adalah membangun perekat diantara 62 juta penduduk bangsa ini, diantaranya adalah keseragaman bangsa, agama Budha, pola hidup, dan fungsi raja. Walaupun terdapat konflik di wilayah selatan, namun praktis tidak ada potensi lain yang dapat memecah persatuan diantara rakyat Thailand. Bahasa Thailand dengan aksara cacingnya memiliki akar sansekerta dengan pengaruh China dan perkembangan bahasa lokal yang berevolusi sepanjang sejarah Thailand. Semua penduduk menggunakan bahasa yang sama dan aksara sama sehingga mampu menjadi satu ciri khusus dan jati diri yang mempersatu bangsa Thailand. Laos merupakan negara tetangga satu-satunya yang juga memiliki bahasa yang nyaris sama dengan Thailand.
Agama Budha yang dianut oleh sebagian besar rakyat Thailand dengan segala tuntunan hidup maupun filosofinya dihayati benar oleh penduduk dan dilaksanakan didalam kegiatan hidup sehari-hari termasuk dalam sendi-sendi ketatanegaraan sehingga menjadi tuntunan dan perekat penting bagi bangsa dan negara ini. Tiga propinsi paling selatan yang banyak penganut Islam menjadi kaum marjinal yang merasa terpinggirkan sehingga menimbulkan friksi politik sebagai satu-satunya masalah yang potensial memecah persatuan Thailand. Raja Bumipol Aduljadej memerintah secara bijaksana selama puluhan tahun dan sangat dicintai oleh rakyatnya bahkan dipuja bagai setengah dewa. Belum pernah sepanjang sejarah pemerintahannya terjadi oposisi terhadap kekuasaanya. Dengan perekat bahasa, agama dan raja, bangsa Thailand mampu mengatasi segala persoalan negara karena homogenitas telah mempermudah rantai komando, menyederhanakan persatuan dan kesatuan.
Air sebagai sumber kehidupan
Salah satu kepercayaan agama Budha yang banyak diterapkan rakyat Thailand adalah bahwa air merupakan sumber kehidupan manusia. Apabila manusia menginginkan hidup yang sehat dan sejahtera maka periharalah sumber air. Pemahaman ini dihayati benar dan dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Sehingga ada anggapan bahwa apabila ada sampah atau kotoran lain di sungai, danau atau laut, maka akan dituding sebagai perbuatan para turis yang memang banyak di Thailand, suatu indikator sukses lainnya di bidang pariwisata. Air benar-benar merasuki setiap penduduk Thailand, tiada bangunan tanpa hiasan air mancur, kolam ikan atau hiasan air lainnya, tiada rumah tanpa suara kricik-kricik air. Hari raya tahun baru Thailand, Songkran, dimeriahkan setiap tahun oleh meriahnya pesta air berupa perang siram-siraman air di jalan yang sangat digemaripara turis. Setahun sekali dirayakan pula ritual penebusan dosa kepada sumber air dengan melabuh lampion di malam hari di sungai, laut, danau. Masyarakat tetap merasa bersalah telah mengotori sumber air secara tidak sengaja, meskipun telah berupaya keras menjaganya, sehingga merasa perlu untuk menebus dosa.
Dengan kepercayaan seperti mendewakan air dimanapun komunitas Thailand berada, tidak mengherankan apabila ketersediaan air untuk keperluan pertanian hampir tanpa masalah kekeringan, kebanjiran, polusi, intrusi air laut, tercemar bahan racun dan sejenisnya. Kota Bangkok yang pada sejumlah tempat lebih rendah dari permukaan laut dilindungi dari banjir oleh 200 sistem pompa raksasa dan banjir kanal sekaligus bersinergi dengan irigasi lahan padi sehingga meningkatkan efisiensi pemanfaatan air yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas lahan pertanian
Etos Kerja, lembur dengan amfitamin
Petani dan pekerja Thailand dikenal memiliki etos kerja yang tangguh mampu bekerja lebih lama dengan produktivitas sama dan tekun dalam melakukan pekerjaan. Bahkan untuk mengejar pendapatan yang lebih baik mereka terkadang memaksakan diri dengan mengkonsumsi amfitamin yang dampaknya membuat orang tahan ngantuk dan lupa kelelahan. Dampak negatif banyak terjadi selepas kerja pada saat mereka dalam perjalanan pulang kerumah. Kelelahan yang diulur dengan obat-obatan mencapai puncak kumulatif ketika mereka di jalan sehingga kurang peka terhadap bahaya lalu lintas.
d) Pasca Panen, tidak membawa sampah ke kota
satu lagi keunggulan  sistem supply chain management nasional Thailand di sector agrobisnis maupun  industry agro adalah prinsip yang sangat sederhana namun sangat efektif dengan prinsip distribusi “tidak membawa sampah” dari lahan pertanian ke kota, sepanjang rantai distribusi, apalagi untuk keperluan ekspor. Jadi setiap pergerakan distribusi produk pertanian selalu hanya membawa produk yang lulus kualitas, keseragaman, kebersihan. Implementasi  dari  prinsip ini sederhana saja. Para pedagang yang akan membeli misalnya buah jeruk dari petani tertentu, akan  menyediakan kemasan dari karton yang sudah lengkap dengan label dan informasi lain tentang isinya, termasuk sekat-sekat dari kotak karton tersebut secara otomatis merupakan  ukuran buah jeruk yang dapat diterima oleng pedagang jeruk yang bersangkutan. Dengan adanya sekat untuk setiap butir jeruk, maka hanya jeruk yang  memenuhi  syarat kualitas, ukuran yang seragan dan kebersihan yang boleh dimasukkan kedalam kotak karton tersebut. Jeruk lainnya ditolak oleh pedagang dan dipasarkan  lokal oleh petani tersebut. Dengan ini cara distribusi berjalan sangat efisien, hanya jeruk yang bias jadi duit saja yang masuk kota besar bahkan dapat di ekspor, sedangkan yang aptir dan potensial menjadi sampah di kota, tidak  ikut  kebawa dan dimanfaatkan dokonsumsi di desa ataupun menjadi pupuk organik.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Thailand merupakan Negara yang memiliki sistem pertanian yang baik di dunia. Pada Negara ini sistem penyuluhan dibenahi, sarana produksi dan permodalan disediakan, infrastruktur dibangun dengan kualitas prima. Bahkan, untuk menjangkau pasar internasional, standar yang dipakai di Negara pengimpor diterapkan di petani. Thailand memiliki sistem yang berbeda dengan Negara lainnya sehingga menjadikan pertanian di Thailand sebagai produksi utama dalam Negara Thailand.

3.2.Saran
Sebagai Negara yang memiliki sistem pertanian yang baik hendaknya Negara – Negara yang lain dapat mencontoh sistem pertanian yang da di Thailand, khususnya Negara Indonesia. Agar sistem pertanian yang dikembangkan dapat menjadi komoditi utama dalam kemajuan Negara.



DAFTAR PUSTAKA
http://googleweblight.com/?lite_url=http://aceh.tribunnews.com/2012/09/11/mengapa-petani-thailand=makmur&ei=TTg4Vv&lc=id=ID&s=1&m=775&host=www.google.co.id&ts=1512713268&siAOyes_REM27N8LV9j0slle4DE63NmxWZ2Q
http://googleweblight.com/?lite_url=http//sainsindonesia.co.id/index.php/rubrik/mondial/558-melihat=thailand-kembangkan-pertaniannya&ei=vn95uqYW&lc=id-ID&s=1&m=775&host=www.google.co.id&ts=1512713495&sig=AOyes_TFn-3DISUKVaT45s9Urt_7_weiA
http://googleweblight.com/?lite_url=http//generalgeomorphology.blogspot.com/2015/05/sistem-pertanian-dinegara-thailand.html?%3D1&ei=Q14QCBMG&lc=id-ID&s=1&m=775&host=www.google.co.id&ts=1512713595&sig=AOyes_RwPXYUpLyW5XYSiJRHmnlWAXWwow

Komentar