KEPRIBADIAN, PEMBELAJARAN DAN SIKAP dalam PERILAKU KONSUMEN


KEPRIBADIAN, PEMBELAJARAN DAN SIKAP
Ø Kepribadian
Wood (2000) mendefinisikan kepribadian sebagai profil keseluruhan atau kombinasi sifat yang memberi ciri khas sifat dasar seseorang. Gibson (1996) mendefinisikan kepribadian sebagai himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta menentukan sifat umum dan perbedaan prilaku seseorang. Allport (1996), kepribadian adalah organisasi dinamis di dalam masing-masing dan sistem-sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian unik terhadap lingkungan.
Terdapat tiga teori kepribadian yang utama yaitu:
1.    Teori Freud
Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan yang tidak disadari atau dorongan dari dalam diri manusia. Menurut Freud, kepribadian manusia terdiri atas 3 unsur yang saling berinteraksi yaitu:
a.    Id
Id adalah aspek psikologis pada diri manusia yang sejak lahir, yang mendorong munculnya kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, haus, nafsu seks. Id menggambarkan naluri manusia yang secara biologis membutuhkan makanan, minuman, dan seks. Unsur Id akan melakukan prinsip kepuasan tanpa memperhatikan konsekuensi dari perilakunya.
b.    Superego
Supergego adalah aspek psikologis pada diri manusia yang menggambarkan sifat manusia untuk tunduk dan patuh kepada norma-norma sosial, etika dan nilai-nilai masyarakat. Superego adalah kecenderungan sifat manusia yang selalu ingin berbuat baik sesuai norma dan etika yang ada di masyarakat, sehingga dapat menekan nafsu biologis (Id) pada diri manusia.
c.     Ego
Ego merupakan unsur yang bisa disadari dan dikontrol oleh manusia dan menjadi penengah antara Id dan Superego. Dimana ego berusaha menyeimbangkan apa yang ingin dipenuhi oleh Id dan apa yang dituntut oleh Superego.
2.    Teori Neo-Freud
Teori Neo-Freud disebut sebagai teori sosial psikologi yang menekankan bahwa manusia berusaha untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dan masyarakat membantu individu dalam memenuhi kebutuhan dan tujuannya. Teori Neo-Freud menyatakan bahwa hubungan sosial adalah faktor dominan dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia.
3.    Teori Ciri (Trait Theory)
Teori Freud dan Neo-Freud menggunakan pendekatan kualitatif yakni pengamatan (personal observation), pelaporan pengalaman diri, dan teknik proyeksi. Teori Ciri menggunakan pendekatan kuantitatif dalam mengukur kepribadian konsumen. Trait adalah sifat atau karakteristik yang membedakan antara satu individu dengan individu yang lain yang berdifat permanent dan konsisten. Dengan pendekatan kualitatif, konsumen dikelompokkan kedalam ciri atau sifat-sifat yang bersamaan.
Pengukuran kepribadian:
1.    Metode self-report inventory
Untuk mengukur kepribadian individu dapat dilakukan dengan meminta individu mendeskripsikan tentang kepribadian, sifat-sifat karakternya dan kecenderungan emisionalnya.
2.    Teknik proyektif
Pada tes dengan metode ini individu diberikan rangsangan berupa gambar-gambar yang sifatnya ambigu lalu ditanya gambar tersebut menggambarkan tentang apa. Deskripsi konsumen tentang rangsanga berupa gambar-gambar tersebut dianalisis dan disimpulkan untuk menentukan kepribadian yang dimiliki konsumen.
3.    Metode deskriptif
Metode ini menuntut konsumen mendeskripsikan tentang kepribadian, sifat-sifat karakternya dan kecenderungan emosionalnya.
Ø Pembelajaran
Nelson dan Quick (1997) mendifinisikan belajar sebagai proses yang menghasilkan perubahan pengetahuan atau perilaku yang bersifat relatif permanen yang bersumberkan dari pengalaman. Hawkins, et. al (2001) memandang bahwa belajar adalah suatu perubahan yang berlangsung dalam organisasi maupun isi ingatan jangka panjang dan atau perilaku.
1.    Teori perilaku
Menurut teori perilaku, belajar dapat berlangsung ketika individu mampu menghubung-hubungkan antara stimulus dengan respon dan diantara respon dengan stimulus. Terdapat dua teori dalam teori perilaku yaitu teori classical conditioning dan operant contioning.
2.    Teori pembelajaran kognitif
Menurut teori ini pembelajaran merupakan aktivitas mental. Manusia senantiasa dihadapkan pada suatu masalah dalam hidupnya. Proses belajar terjadi sebagai upaya manusia untuk mengatasi masalah. Dalam mengatasi masalah ini konsumen akan memproses informasi yang melibatkan proses mental yang kompleks.
Kemampuan untuk mangolah informasi ini tergantung pada kemampuan kognitif konsumen dan kompleksitas informasi yang akan diproses. Konsumen akan mengolah informasi mengenai atribut produk, merk. Perbandingan antara merk atau hal-hal lain yang terkait.
3.    Teori Pembelajaran Observasional
Pembelajaran ini pertama kali diperkenalkan oleh A. Bandura dan sering kali disebut belajar observasional. Teori ini berpandangan bahwa:
a.    Dalam belajar, individu akan meramalkan konsekuensi dari perilaku yang dilakukan dan melakukan berbagai perilaku.
b.    Dalam belajar, individu akan memperhatikan perilaku orang lain dan mengamati konsekuensi dari perilaku yang dilakukan.
c.     Individu mempunyai kemampuan untuk mengatur perilakunya sendiri dan melalui proses regulasi diri akan memberikan penghargaan maupun hukuman atas perilakunya.

Kesetiaan Pelanggan

Kesetiaan pelanggan akan menjadi kunci sukses, tidak hanya dalam jangka pendek tetapi keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Hal ini karena kesetiaan pelanggan memiliki nilai strategik bagi perusahaan. Nilai strategik kesetiaan pelanggan bagi perusahaan antara lain:

1.          Mengurangi Biaya Pemasaran
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa biaya untuk mendapatkan pelanggan baru enam kali relatif lebih besar dibandingkan dengan biaya untuk mempertahankan pelanggan yang ada. Iklan dan bentuk-bentuk promosi yang dikeluarkan dalam jumlah besar belum tentu dapat menarik pelanggan baru karena tidak gampang membentuk sikap positif terhadap merk.
2.          Trade Leverage
Sebuah produk dengan merk yang memiliki pelanggan setia akan menarik para distributor untuk memberikan ruang yang lebih besar dibandingkan dengan merk lain di toko mereka. Karena mereka tahu bahwa konsumen ataupun pelanggan akan berulang kali membeli merk tersebut.
3.          Menarik Pelanggan Baru
Bixler dan Schnerrer (1996:19) menyatakan bahwa pelanggan yang tidak puas akan menyampaikan ketidakpuasannya kepada 8 hingga 10 orang. Sebaliknya bila puas akan menceritakan bahkan merekomendasikan kepada orang lain untuk memilih produk atau jasa yang telah memberikan kepuasaan.
4.          Waktu untuk Merespon Ancaman dari Pesaing
Jika pesaing mengembangkan produk yang lebih superior, perusahaan memiliki kesempatan untuk membuat produk yang lebih baik dalam jangka waktu tertentu karena bagi pesaing relatif sulit untuk mempengaruhi pelanggan-pelanggan kita yang setia. Karena pentingnya kesetiaan pelanggan maka kesetiaan pelanggan terhadap merk dianggap sebagai aset perusahaan dan berdampak besar terhadap pangsa pasar serta profitability perusahaan (Pokorny, 1995:56)
Jacoby dan Kynes (Horton 1984:91) menyatakan kesetiaan pelanggan mempunyai beberapa unsur karakteristik yaitu:
1.            Dipandang sebagai kejadian nonrandom. Maksudnya adalah apabilapelanggan mengetahui manfaat dari merk-merk tertentu dan manfaat ini sesuai dengan kebutuhannya, maka dapat dipastikan ia akan setia pada merk tersebut.
2.            Kesetiaan terhadap merk merupakan respon perilaku yang ditunjukkan sepanjang waktu selama memungkinkan. Respon perilaku ini menggambarkan adanya komitmen atau keterlibatan terhadap merk tertentu sepanjang waktu. Dalam hal ini apabila konsumen memandang merk tersebut memiliki arti penting bagi dirinya, biasanya jenis produk yang berhubungan dengan konsep diri, maka kesetiaan akan menjadi lebih kuat.
3.            Kesetiaan terhadap merk dikarakteristikkan dengan adanya proses pengambilan keputusan yang melibatkan alternatif-alternatif merk yang tersedia. Konsumen memiliki looked set, yaitu merk-merk tertentu yang diperhitungkan berkaitan dengan keputusan pembelian. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan konsumen akan setia terhadap lebih dari satu merk dalam satu jenis produk.
Ø Sikap
Menurut Allport (1956) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon terhadap suatu obyek dalam rasa suka atau tidak suka. Predisposisi berarti sikap merupakan kecenderungan bukan perilaku itu sendiri. Jadi sikap berbeda dengan perilaku.

Teori Sikap

1.    Model tiga komponen
Menurut model ini sikap terbentuk dari tiga komponen, yaitu:
a.    Komponen kognitif
Komponen kognitif berkenaan dengan hal-hal yang diketahui individu atau pengalaman individu baik yang sceara langsung maupun tidak langsung dengan objek sikap.
b.    Komponen afektif
Berkenaan dengan perasaan dan emosi konsumen mengenai objek sikap. Komponen afektif ini dapat beragam ekspresinya mulai dari rasa sangat tidak suka atau sangat tidak senang hingga sangat suka atau sangat senang.
c.     Komponen konatif
Berkenaan dengan predisposisisi atau kecenderungan individu untuk melakukan suatu tindakan berkenaan dengan objek sikap. Jadi komponen ini bukan perilaku nyata, namun masih berupan keinginan untuk melakukan tindakan.
2.    Model multi atribut
Model ini dikembangkan oleh Martin Fishbein. Menurut Martin Fishbein sikap konsumen merupakan fungsi dari persepsi dan penilaiannya terhadap berbagai atribut dari objek sikap.  Ada dua konsep penting yang dinyatakan Martin Fishbein yaitu:
a.    Model sikap terhadap objek
Model ini lebih aplikatif penerapannya untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk atau objek sikap yang lain. Mengacu pada model ini, sikap konsumen terhadap suatu produk atau merk tertentu dari suatu produk merupakan fungsi dari penilaiannya terhadap atribut atau keyakinannya tertentu mengenai produk tersebut.
b.    Model keinginan berperilaku
Berbeda dengan model sikap terhadap objek, model keinginan berperilaku lebih memfokuskan pada prediksi keinginan kuat untuk berperilaku atas objek sikap serta mengaitkan sikap dengan norma subjektif.
Fungsin sikap menurut Kazt
1.    Fungsi utilitarian
Sikap merupakan fungsi penilaian konsumen tentang apakah objek sikap memberikan manfaat atau kegunaan bagi dirinya. Fungsi ini mengacu pada pendapat bahwa individu mengekspresikan perasaannya untuk memaksimalkan penghargaan dan meminimalkan hukuman dari orang lain.
2.    Fungsi ekspresi nilai
Sikap dapat terbentuk sebagai fungsi dari keinginan individu untuk mengekspresikan nilai-nilai individu kepada orang lain. Ekspresi sikap digunakan oleh individu untuk menunjukkan konsep dirinya.
3.    Fungsi mempertahankan ego
Sikap konsumen sering kali merupakan sarana bagi konsumen untuk melindungi atau mempertahankan egonya. Sikap digunakan sebagai sarana untuk melindungi diri dari kebenaran mendasar tentang dirinya atau sesuatu yang akan mengancam.
4.    Fungsi pengetahuan
Sikap konsumen merupakan fungsi dari pengetahuan dan pengalaman konsumen mengenai objek sikapnya. Sikap juga digunakan individu sebagai dasar untuk memahami.

Terdapat 5 faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap:
1.    Pengalaman langsung
Pengalaman individu mengenai objek sikap dari waktu ke waktu akan membentuk sikap tertentu pada individu.
2.    Pengalaman keluarga
Keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan sikap maupun perilaku. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat karena konsumen melakukan interaksi lebih intensif dibandingakan dengan lingkungan yang lain.
3.    Teman sebaya
Teman sebaya punya peran yang cukup besar terutama bagi anak-anak remaja dalam pembentukan sikap. Adanya kecenderungan untuk mendapatkan penerimaan dari teman-teman sebayanya mandorong para anak muda mudah dipengaruhi oleh kelompoknya dibandingkan sumber-sumber lainnya.
4.    Tayangan media masa
Media masa merupakan sarana komunikasi yang hampir setiap saat dijumpai konsumen dapat membentuk sikap konsumen.
Terdapat 3 cara untuk mengubah sikap:
1.    Mempengaruhi persepsi konsumen yang berkaitan fungsi sikap
Agar tebentuk sikap positif terhadap konsumen, maka dalam mempromosikan produk sebaiknya pemasar memperhatikan aspek fungsi sikap.
2.    Mengubah komponen multi atribut
Untuk mengubah sikap konsumen, pemasar menambah atribut pada produknya dengan melengkapi manfaat atau hal lain yang dapat meningkatkan keunggulan produknya.
3.    Mengubah keyakinan merk pesaing
Pemasar untuk mengubah sikap konsumennya dapat membandingkan produnya dibandingkan produk lain, dengan harapan agar konsumen berubah keyakinannya atau kepercayaannya terhadap merk pesaing.







Komentar